Sabtu, 29 Desember 2012

Sebuah Malam di 26 Desember 2012


Rabu, 26 Desember 2012 aku pulang sore seperti biasa. Sebelum adzan maghrib aku sudah berada di daerah terminal Landungsari menunggu angkutan umum. Dibutuhkan kurang lebih satu jam untuk mencapai tujuanku, tapi sudah satu jam lebih angkutan umum itu belum mencapai daerah tujuanku, Arjosari.
Sebelum daerah Arjosari ada daerah bernama Blimbing, sekitar 10 menit menggunakan kendaraan. Aku berangkat dari terminal Landungsari sekitar pukul 17:00, seharusnya aku sampai di daerah Blimbing ini pukul 17:45. Tapi sampai 18:00 pun masih berhenti di sana, macet! Lebih parah ketika di daerah flyover Arjosari, sekitar 5 menit menuju terminal Arjosari, tidak bisa bergerak sama sekali. Parah! Bus-bus besar menjulang disebelah angkutan yang kunaiki. Sudah pukul 18:10 di jam tangan bundarku, tapi tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Penumpang yang memang turun di flyover mulai turun satu-satu, merelakan berjalan. Tinggal aku yang duduk di belakang sopir dengan pikiran buruk. Biasanya sudah sepi begini bakal dioper ke angkutan lain. Yak, benar saja! Tidak sampai lima detik pikiran itu muncul, sopir angkutanku menyuruhku mencari angkutan lain yang sedang bejubel ingin cepat-cepat keluar dari kemacetan ini. Tanpa membayar, seperti yang diperintah sang sopir, aku keluar. Ah, hujan deras sudah turun sejak setengah jam lalu dan aku belum mempersiapkan senjataku, sebuah payung lipat biru yang lumayan besar dan penutup tas anti-air. Cepat-cepat kupasangkan penutup tasku dan mengeluarkan payung. Kebingungan mencari angkutan diantara berpuluh-puluh sepeda motor dan bus yang berjejer di depanku, aku hanya berjalan pelan menuju belokan pertigaan yang ada di sana. Ada angkutan AL, satu-satunya angkutan yang bertahan untuk tidak berputar balik dan pulang, yang lumayan lengang. Ragu aku berjalan mendekat dan menaikinya.
            Tidak kusangka, setelah malamnya macet parah, paginya jalanan amat lengang! Kosong. Aku sampai terkaget-kaget. Jalanan yang basah akibat gerimis pagi hari membuat pemandangan ini menjadi sangat langka. Angin berhembus sejuk tanpa diusik oleh gas perusak paru-paru.
read more..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar