Minggu, 23 Desember 2012

My Sunday Morning Business


Iseng aja sih mau cerita soal hari ini. Sebenernya nggak begitu spesial sih, kelihatannya. Tapi aku seneng banget, seperti sesuatu yang sudah lama tidak aku jalani. Pagi ini aku kuliah ahad di masjid kampusku, sendirian. Aku sedang marahan dengan Kakakku sejak beberapa hari lalu jadi kami tidak pergi bersama. Sekitar pukul 5.45 aku berangkat dari rumah dan sampai di tempat satu jam kemudian. Sebelumnya aku sudah membuat janji dengan temanku untuk meng-copy foto jadi jam 8, saat ceramah sudah selesai dan aku mengumpulkan hasil resume setelah mencoba menerobos lautan manusia, aku langsung ke kost-nya. Sekitar setengah jam aku di sana mengobrol sedikit sambil mencoba-coba kameranya. Setelah itu aku mengirim SMS ke temanku yang lain untuk berjanjian ke Perpustakaan Umum. Pagi tadi aku juga sudah berjanji dengannya untuk ke PU untuk mendaftar menjadi anggota. Sudah lama sekali aku ingin mendaftar di sana tapi tidak pernah kesampaian. Setelah mem-fotocopy beberapa arsip yang dibutuhkan untuk membuat Kartu Anggota aku langsung berangkat ke terminal untuk naik angkot ke PU. Karena ada car free day setiap hari minggu pagi di daerah PU, angkot yang biasanya melewati depan PU harus berputar melewati belakang PU.
Dari pada jalan yang harus aku tempuh semakin jauh aku turun di daerah perbatasan car free day. Cuaca pagi itu sangat cerah, matahari bersinar menyinari seluruh kegiatan di sana termasuk persiapan natal di dekat gereja besar. Entah karena sudah pukul 9 lebih atau apa, tapi car free day kali ini sepi sekali. Hanya ada beberapa komunitas yang berkegiatan, kecuali di dekat pasar minggu dan panggung car free day. Tetap banyak orang, yang membuatku tidak nyaman karena selalu merasa diperhatikan. Aku menunggu sekitar 15 menit di depan PU dan temanku datang dari berkeliling pasar pagi. Setelah sekitar setengah jam –sudah ditambah berdandan untuk pemotretan Kartu Anggota– akhirnya Kartu Anggotaku jadi. Tanpa menunggu lagi kami langsung berburu buku untuk di pinjam. Tidak terlalu sulit karena proses peminjaman dan pengembalian hampir sama dengan perpustakaan yang ada di kampusku. Satu jam aku berputar-putar memilih-milih buku, dari buku materi kuliah sampai resep buku, hanya satu novel yang menarik perhatianku. Ada satu novel lama yang ketika aku SMP kelas 1 Kakakku meminjamkan novel dari perpustakaan sekolahnya untukku. Cowok Malaikat, judulnya. Ciptaan Irene, tidak tahu lengkapnya. Novel itu yang selama ini aku cari-cari di toko buku atau perpustakaan peminjaman buku tapi tidak pernah ketemu. Mungkin karena waktu itu aku masih SMP jadi cerita yang menurut orang lain biasa menjadi sangat luar biasa bagiku. Mungkin novel itu lah yang menjadi inspirasiku untuk menulis, khususnya yang belum pernah aku alami. Tetap saja aku hanya meminjam satu novel dan segera pulang karena perutku keroncongan setengah mati dan aku harus menghemat untuk membayar gathering yang akan datang. Sesampainya di rumah aku langsung makan dengan porsi setan dan berleyeh-leyeh kelelahan. Ternyata, pembayaran gathering yang seharusnya transfer melalui bank bisa dilakukan face to face tapi hanya untuk hari ini pukul 1 hingga pukul 4 sore. Seketika aku melihat jam dan saat itu pukul setengah satu. Aku mengirim pesan ke temanku yang juga akan membayar gathering itu dan janjian di tempat menunggu angkot seperti biasa. Satu jam kami lalui dengan mengobrol setelah lamaaa sekali tidak bertemu. Setelah sampai tempat pertemuan kami membayar dan langsung keluar dari tempat itu. Di tempat makanan siap saji itu minuman yang termurah pun mahal bagiku, sedangkan saat itu aku haus kekeringan dan lagi-lagi harus menghemat. Temanku menyarankan untuk pergi ke mall dekat situ dan mencari minuman murah karena di daerah sana tidak ada toko kecil yang menjual air mineral yang murah meriah. Terpaksa aku berjalan gelimpungan menuju surga dingin di ujung jalan. Cessss! Sejuknya AC membuatku senang. Tuuuuttt tuuuutttt.. ah, suara itu! Klakson kereta mainan di lantai 4 yang selalu aku dengar setiap kali kudengar saat aku di sana. Kami membeli segelas minuman dan berkeliling tempat baju, iseng. Karena lelah sekali kami memutuskan pulang. Sejuknya hujan menghapuskan sedikit kelelahanku. Sudah lama aku tidak berjalan-jalan santai seperti hari ini.
read more..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar